Kamis, 16 Juli 2009

Al-Ahzab : 33

AL – AHZAB : 33

AL – AHZAB : 33

“Sungguh tiada lain Allah berkehendak memelihara kamu dari dosa-dosa hai Ahlul bait dan mensucikan kamu dengan sesuci-sucinya.”

Al-Qur’an al-Karim merupakan sumber pemikiran syariah. dan nilai setiap yang dibawa oleh al-Qur’an adalah wahyu yang diturunkan dan kalam Allah yang Maha Suci, yang menggubah cara hidup dan menetapkan undang-undangnya. Setiap muslim mengetahui bahwa apa juga yang dibawa oleh al-Qur’an adalah syariah Allah dan risalah yang diwajibkan beramal dengannya dan berjalan menurut petunjuknya.

Al-Qur’an menceritakan tentang Ahi al-Bayt dengan mengguna uslub yang berikut:

Dengan terus terang menyebut nama mereka dengan menggunakan istilah yang digunakan al-Qur’an, adakala al-Qur'an menyebut mereka dengar nama Ahl a1-Bayt, sebagaimana dalam ayat al-Tathir’ (al-ahzab:33) dan kadang-kadang disebut dengan “Al-Qurba” seperti dalam ayat al-Mawaddah(asy-syura:23). Dengan sebab itu turunnya beberapa ayat al-Qur’an yang dijelàskan oleh Sunnah Nabi dan diuraikan untuk umat ketika itu, serta diriwayatkan oleh ahli-ahli tafsir, perawi-perawi hadis dan ahli-ahli sejarah dalam kitab-kitab mereka.

Kebanyakan kitab al-tafsir dan hadis menerangkan bahawa yang dimaksudkan dengan Ahlul Bayt ‘a.s. ialah keluarga Nabi Muhammad SAAW, mereka ialah ‘Ali, Fathimah, al-Hasan dan al-Husayn.

Tersebut dalam kitab al-Dur- al-Manthur karangan al-Suyuti, hadits dikeluarkan oleh al-Tabrãni dari Umm Salamah bahwa Rasulluah SAAW. bersabda kepada Fathimah; “Datanglah kepadaku suamimu dan kedua-dua anaknya, kemudian Fathimah datang bersama-sama mereka, kemudian RasulIullah SAAW. menutupi mereka dengan kain penutup dari negeri Fadak, lalu melëtakkkan tanganya SAAW. ke atas mereka dengan bersabda: Ya Allah sesungguhnya mereka ini adalah Ali Muhammad.(Dalam riwayat lain menggunakan lafaz Al Muhammad) maka jadikanlah shalawat dan keberkatan Engkau ke atas keluarga Muhammad sebagaimana telah Engkau jadikannya ke atas keluarga Ibrahim sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Pemurah. Berkata Ummu Salamah: Aku bukakan kain penutup supaya aku dapat masuk ke dalam bersama-sama mereka tetapi Rasulullah merentap kain dari tanganku dan bersabda sesungguhnya kamu berada dalam kebaikan.”

Diriwayatkan dari Ummu Salamah, isteri Nabi, bahwa ketika Rasullullah SAAW. berada di rumahnya sedang tidur dengan (memakai) kain selimut dari Khaibar tiba-tiba Fathimah datang membawa satu mangkuk berisi Khazirah. Rasulullah SAAW. berkata kepada Fathimah: Panggil suamimu dan kedua anakmu Hasan dan Husayn, maka Fathimah pun memanggil mereka itu tatkala mereka tengah makan tiba-tiba turun ayat 33 Surah Al-Ahzab kepada Rasulullah SAAW. Kemudian Rasullullah memegang tepi kainnya dan menutupi mereka itu dengan kain itu, seterusnya Nabi SAAW. mengeluarkan tangannya dari kain selimut dan menadahkan tangannya ke langit dengan berdoa: “Ya Allah mereka itu adalah Ali Baytku dan keturunanku maka hapuskanlah kekotoran dari mereka dan sucikanlah mereka itu dengan sesuci-sucinya. Nabi SAAW. mengulangi (doa ini) 3 kali. Berkata Ummu Salamah: Aku masukkan kepalaku dalam penutup itu dan aku berkata: Wahai Rasullullah adakah aku (boleh) bersama kamu? Jawab Nabi SAAW: Sesungguhnya kamu berada dalam kebaikan (diulangi sebanyak) dua kali.”

Begitulah seterusnya Rasullullah menerangkan kepada umatnya mengenai makna ayat suci al-Qur’an dan bersungguh-sungguh untuk memahamkannya supaya umatnya dapat petunjuk daripadanya dan berjalan mengikut petunjuk al-Qur'an dengan sabdanya yang bermaksud: “Diturunkan ayat ini kepada lima orang, kepadaku, ‘Ali, Fãthimah, Hasan dan Husayn: “Sesungguhnya Allah hendak menghilangkan kalian dari kekotoran wahai Ahlul Bayt dan membersihkan kalian dengan sebersih-bersihnya.”

Sebagaimana yang diriwayatkan daripada ‘Aisyah dalam menafsirkan ayat itu dan mengukuhkan mengenai orang-orang yang dimaksudkan dalam ayat ini dengan katanya: Nabi telah keluar pada suatu pagi dengan memakai mard marhal daripada bulu hitam kemudian datang Hasan bin ‘All lalu dimasukkan ke dalarnnya, lepas itu datang pula Husayn dan dimasukkan ke dalamnya, kemudian datang Fãtimah dan dimasukkan dia ke dalamnya dan akhir sekali ‘Ali datang dan dimasukkan ke dalamnya, lalu membaca ayat (33 Surah Al-Azhab). “Sesungguhnya Allah hendak menghilangkan kalian dari kekotoran wahai Ahlul Bayt dan membersihkan kalian dengan sebersih-bersihnya” (HR. Bukhari Muslim)

Begitulah al-Qur’an menceritakan tentang Ahlul Bayt dan menetapkan peribadi mereka yang suci dari kekotoran, maksiat dan dosa, dan mengikut hawa nafsu Oleh karena itu akhlak dan peribadi mereka menjadi teladan. Al-Qur’an tidak memperkenalkan mereka dengan takrif itu melainkan untuk mengukuhkan kedudukan dan maqam mereka dan mengumpulkan perhatian umat supaya meneladani mereka dan merujuk kepada mereka dalam memahami syariah dan hukum-hukumnya, juga untuk menentukan timbangan dan neraca umat apabila timbul perbedaan pendapat dan pertentangan pemikiran dan dalam hal ini memang jelas penekanan al-Qur’an dalam beberapa ayat dengan Ahlul Bayt sebagai teladan bagi orang-orang Islam sesudah Rasullulah SAAW.

“Sesungguhnya Allah hendak menghilangkan kalian dari kotoran wahai Ahlul Bayt dan membersihkan kalian dengan sebersih-bersihnya.”

Al-Fakhr al-Razi menyebutkan dalam Tafsir al-Kabir bahwa Rasulullah SAAW selepas turunya ayat: “dan suruhlah ahli kamu sembahyang dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.” Rasulullah SAAW pergi ke rumah Ali dan Fathimah pada setiap pagi dan berkata,” as-sholah” – baginda berbuat demikian berbulan-bulan lamanya.

Dalam hadits riwayat Hamad bin Salamah dari Ali bin Zaid dari Anas bahwa Nabi SAAW berjalan melalui rumah Fathimah selama 6 bulan setiap kali baginda keluar hendak sholat dan bersabda:

Hal yang demikian adalah satu penjelasan dan bukti bagaimana pengamatan Rasulullah dengan keluarganya Ahlul Bayt dan memperkuatkan lagi kepada orang-orang Islam bahwa mereka akan dibersihkannya dengan sebersih-bersihnya. Selepas Allah menujukan firmanNya: “Dan perintahkah kepada keluargamu mendirikan solat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.”

dan menggunakan perkataan muzakkar dan tidak perempuan (‘unkum) dan (wayutohirukum) adalah menunjukkan bahwa mereka yang dimaksudkan ialah lima oang dan telah disebutkan dalam kitab-kitab tafsir bahwa jika yang dimaksudkan itu isteri-isteri nabi nescaya menggunakan (wayutohirukuna) dan (unkuna) dan menujukan ucapannya kepada wanita.

Sesungguhnya ayat-ayat di atas menggariskan satu jalan yang mengandung makna yang luas dan dalam dan mengumpulkan perhatian kita kepada matlamat-matlamat yang asas dalam kehidupan umat Islam supaya pemahaman kita tidak bertentangan dan menyia-nyiakan maksud sebenarnya dalam kitab Allah, yang bertujuan untuk pembinaan umat di atas asas kesucian dan jauh dari kekotoran dan kehinaan, dan menjadikan Ahlul Bayt sebagai pusat dan mercu bagi pembinaan ini. Tiada diantara orang-orang Islam yang persaksikan oleh al-Qur’an dengan sifat-sifat ini dan tiada diantara kita yang ditujukan ucapan oleh Rasulullah dengan sifat-sifat yang mutlaq dan dijauhkan dari dosa-dosa dan maksiat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar