Sabtu, 11 Juli 2009

Ketergantungan Manusia kepada Allah

entah dunia ini kekal dalam waktu atau tidak, dan entah rantai kemaujudan akan berujung atau tidak, semua kemaujudan itu faqir yang artinya bergantung pada sesuatu yang lain karena mereka ada tidak dengan sendirinya. jika kita amati segenap rantai tak berujung kemaujudan dengan cahaya akal, kita akan mendengar jeritan kebutuhan dan kebergantungan untuk keberadaan mereka maupun penyempurnaan mereka. mereka mengakui kebergantungan mereka kepada Yang Ada Dengan Sendirinya dan Yang Kesempurnaan-Nya adalah milik-Nya Sendiri. jika dengan suara akal kita berbicara dengan rantai kemaujudan yang bergantung itu, dan bertanya "wahai kemaujudan yang faqir, siapakah gerangan yang mampu memuaskan kebutuhanmu?" maka mereka seluruhnya secara serentak akan menjerit dengan lisan fitrah mereka, "kami butuh akan suatu Wujud yang tidak bersifat faqir seperti kami. dalam hal keberadaannya maupun kesempurnaannya."
(disadur dari wasiat imam khomeini)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar